Minggu, 01 Desember 2013

How to Have A Girlfriend Bagian 4

Tommy pun bersepeda menuju tempat yang ia maksud. Selama perjalanan, mereka berdua sangat menikmatinya, terutama Tommy. Tommy dan Ai lalu bersepeda menuju sebuah gang buntu. Sesampainya di ujung gang buntu, Tommy menepuk bahu Ai dan menunjukkan pemandangan di depannya.
“Lihat! Ini dia, Padang Harapan!” kata Tommy semangat.
“Waaah…” Ai-chan takjub.
Di depan mata mereka berdua, terbentang padang rumput yang luas. Hanya ada rerumputan dan bunga-bunga di sana. Padang rumput itu bersebelahan dengan sawah-sawah dengan sebuah saung untuk beristirahat.
Tommy lalu mengajak Ai untuk duduk di atas rerumputan sambil melihat langit. Tommy bahkan terlentang di atas rumput dengan santai, sambil memejamkan mata.
“Tommy-kun…” panggil Ai. “Tadi kamu bilang ini Padang Harapan. Kenapa dinamai begitu?”
“Waktu SMP, The Rangers pernah ke sini malem-malem. Kita berempat saling curhat soal impian dan harapan kita. Kemudian ada bintang jatuh dan kita saling membatin permohonan kita. Karena itu, kita menamai tempat ini Padang Harapan,” jelas Tommy.
“Oh, begitu…” sahut Ai. Ia lalu melihat langit yang mulai ditutupi awan gelap. “Tommy-kun, kayaknya mau hujan deh.”
Rintik hujan kemudian menetes di dahi Tommy. Ia pun membuka matanya lalu bangkit berdiri. “Eh iya, bener. Ayo kita berteduh di saung itu,” ajak Tommy.
Tommy dan Ai pun berlari menuju saung itu sambil menutupi kepalanya. Mereka berteduh berdua di saung itu. Hanya ditemani suara hujan dan katak, Tommy pun mencoba menambah suara.
“Ai-chan, entah kenapa kalau hujan itu rasanya romantis, ya?” kata Tommy.
“Iya. Rasanya tenteram banget kalau lihat hujan,” sahut Ai.
“Tahu satu lagi yang romantis?” Tommy bertanya aneh.
“Apa?”
“Ini,” Tommy mengeluarkan kertas lecek dari saku celananya. Ai menerimanya sambil bertanya-tanya dalam hati. “Silakan dibaca dulu.”
Kertas lecek itu berisi puisi Tommy untuk Ai. Di tepi-tepi kertas yang kosong, diberi pula banyak lambang hati dari pulpen merah. Meski tulisannya tak terlalu bagus, namun arti di dalamnyalah yang membuatnya begitu indah gombal.
=============================
S  |  inar mata lo bagai sinar mentari pagi
A  | nget dan nyaman kalo diliatin
K  | ulit lo yang cerah bagai gula pasir
I    | mutnya pipi lo bagai bakpao rasa cokelat
M | anis… semoga gue nggak diabetes
I    | tu semua bikin hati gue melting

A  | i-chan, gue sayang sama lo
I    | nginkah lo jadi pacar gue?
============================

Ai menerima puisi itu dan membacanya. Judul puisi itu tak terletak di atas, tapi vertikal ke bawah sebagai huruf awal dari isinya. Walaupun penuh gombal dan agak tidak nyambung, tapi itu seni yang indah.
Setelah membacanya, Ai pun berkata. “Tommy-kun kebanyakan ngegombal. Saya suka yang gak perlu basa-basi…”
Mendengar itu, Tommy pesimis. Ia merasa Ai tak akan menerimanya. Tommy pun menyela perkataan Ai. “Jadi Ai-chan nolak gue?”
“Saya belum selesai ngomong, Tommy-kun,” sahut Ai. “Saya suka yang gak perlu basa-basi, tapi saya lebih suka kamu.” Ai tersenyum.
“Berarti Ai-chan mau jadi pacarnya A’ak Tommy?” tanya Tommy lagi dengan bersemangat.
“Iya, Tommy-kun,” sahut Ai masih tersenyum.
“Cihuy!” Tommy kegirangan.
Beberapa waktu kemudian, langit berhenti menurunkan hujan dan awan hitam menghilang. Sepasang pacar ini pun kembali pulang ke rumah masing-masing dengan senang.
Keesokan harinya, Tommy dengan bangga memamerkan kepada semua siswa bahwa dia punya pacar seorang Ai-chan. Teman-temannya, termasuk The Rangers bahkan sampai heran bagaimana cara dia melakukannya. Saat ditanya, “Gimana caranya? Rencana lo gimana?”, Tommy selalu menjawab, “Gue nggak tahu, semua itu berjalan dengan sendirinya.”

TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar