S
|
UDAH pukul enam pagi. Seorang gadis berseragam putih biru pun
baru saja selesai memakan sarapannya. Ia lalu beranjak dari kursi, pergi ke
teras rumahnya yang asri nan megah. Di sana seorang pemuda tengah duduk-duduk
santai sambil membaca koran.
“Mas Bejo, ayo kita berangkat!”
kata gadis itu pada si pemuda.
“Siap, Non!” sahut pemuda itu
sambil meletakkan koran ke atas meja di sebelahnya. Begitu dia melihat wajah
putri majikannya, ia kembali menyahut. “Non, rambutnya…”
“Rambut?” Gadis itu meraba
rambutnya. “Oh, iya. Kurang satu pelengkap penting.”
Gadis itu berlari menuju kamarnya.
Ia berkaca sambil memakai jepit rambut untuk menjepit poni panjangnya yang
menutupi mata. Kini, penampilannya sudah cantik dengan rambut hitam sepundak
dan jepit rambut yang membelah poninya.
“Mega, penampilan lu kini sudah
sempurna,” katanya pada diri sendiri.
Ia pun berangkat sekolah diantar
Mas Bejo dengan mobilnya. Kira-kira pukul setengah tujuh, ia sudah sampai di
kelas.
Setelah menaruh tasnya, ia mengeluarkan pulpen
dan buku catatan berjudul “Undang-undang Kelas”. Buku itu adalah buku sakral
yang mengatur seluruh kegiatan kelas 7H. Jika saja ada pelanggaran
undang-undang, dia akan mencatat dengan cepat dan menagih denda bagi pelanggar.
Mungkin sistem denda ini membuat siswa disiplin, tetapi di sisi lain juga
mengekang dan membuat siswa terkena kanker (kantong kering).
Jika ada yang protes, proteslah
pada Tofan, ketua kelas 7H dengan kebijakannya tanpa uang kas wajib. Namun
kebetulan, kebijakan itu cocok sekali dengan gadis bendahara itu, sehingga tak
ada yang berani protes, kecuali... duet maut Surdi dan Tommy.
Lihat saja, Surdi baru saja masuk
kelas. Tapi tiba-tiba gadis bendahara itu datang menyongsongnya. “Sur, denda
seribu rupiah, soalnya lu nggak piket.”
“Mega, I bukannya nggak piket, but
not… yet... Now, I mau piket biar nggak didenda,” sahutnya. Surdi lalu segera
mengambil sapu di pojok kelas dan mulai menyapu.
Kriiiiiiing! Bel masuk berbunyi.
Surdi yang sedang menyapu dihampiri lagi oleh Mega. “Sur, denda seribu rupiah.”
“Lho, I kan piket. Lagipula, the
teacher belum dateng,” sahut Surdi.
“Tapi, menurut Undang-undang Kelas
pasal dua ayat tiga tertulis: ‘Barangsiapa yang sedang piket tetapi belum
membersihkan kelas hingga bel masuk berbunyi dikenai denda seribu rupiah’,”
kata Mega.
“I barusan sebelum the bell was
ringing, udah nyapu sebentar. Berarti nggak didenda because nggak ada yang
menyebutkan lama waktunya,” bantah Surdi.
“Oke,” kata Mega. “Tapi jangan senang dulu. Lu tetap
terjerat Undang-undang Kelas pasal dua ayat dua, yaitu: ‘Barangsiapa yang
sedang piket wajib masuk kelas maksimal pukul tujuh kurang lima belas menit
atau akan dikenai denda lima ratus rupiah’.”
“Huuh…” Surdi mengembuskan nafas
panjang. “Ya udah, deh. I will pay it.”
Sementara itu, di bangku pojok
beberapa anak laki-laki berkerumun. Surdi pun menghampiri mereka.
“What’s going on?” tanya Surdi
sok-sokan. Terlihat anak-anak sedang menonton game online di laptop Tofan. Game
itu bernama “Futsol – Futsal Online” dengan mottonya: “Berolahraga tanpa
berkeringat”. Di game itu, player bukan mewakili satu grup, tapi satu pemain,
sehingga butuh sepuluh player untuk mulai bermain Futsol.
“Oh, game itu. I sudah level two,
lho,” pamer Surdi.
“Level dua lo pamerin? Tofan udah
level lima,” sahut Tommy.
“Wow, cepet banget!” kata Surdi.
“Maklum, Sur. Tofan main Futsol
tiap hari. Kalo kita kan cuma tiap Minggu pagi ke warnet,” sahut Tommy lagi.
“Kalo begitu… ayo main Futsol lagi
the next Sunday!” kata Surdi bersemangat. “Oh iya. Win, apa you bawa the ball?”
tanya Surdi pada Erwin yang tengah menonton laptop Tofan.
“Iya, aku bawa,” jawab Erwin. Dia
kemudian pergi ke bangkunya dan mengeluarkan bola sepak dari tasnya yang
menggembung.
Tommy pun menggiring bola sepak
itu dalam kelas. “Ayo, Sur, kita main!” ajaknya.
“Okay!” jawab Surdi.
“Hei, kalian! Nggak boleh main
bola di dalam kelas, apalagi waktu jam pelajaran,” larang Mega si bendahara.
“Gurunya kan belum dateng. Denda
aja gurunya. Emangnya ‘dilarang main’ udah lo tulis di buku lo?” tanya Tommy.
Berlanjut ke Bab 2 (Akhir)...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar